Peringati Tragedi Angkut Paksa, Jemaat HKBP Pabrik Tenun Gelar Long March dan Penyalaan Lilin

Seratusan jemaat HKBP Pabrik Tenun melakukan acara penyalaan lilin, Minggu (21/5/2023), dalam rangka mengenang tragedi 'angkut paksa' yang terjadi tanggal 21 Mei 2022 lalu.

topmetro.news – Seratusan jemaat HKBP Pabrik Tenun melakukan acara penyalaan lilin, Minggu (21/5/2023), dalam rangka mengenang tragedi ‘angkut paksa’ yang terjadi tanggal 21 Mei 2022 lalu.

Sebelumnya mereka melakukan ‘long march’ dari Jalan Kuali hingga ke depan Gereja HKBP Pabrik Tenun Jalan Pabrik Tenun Medan.

Tiba di depan kompleks gereja yang kondisi gerbang tertutup, para jemaat pun melakukan rangkaian acara, mulai dari kebaktian, penyampaian orasi, hingga penyalaan lilin.

Selain itu ada juga pemutaran video seputar tragedi ‘angkut paksa’. Di mana menurut Benny Sihombing sebagai salah satu orator, bahwa video itu menunjukkan fakta yang menurutnya aneh.

“Hanya ada kegiatan latihan paduan suara. Tapi kemudian datang polisi dan memperlakukan kami seperti teroris,” katanya.

Bahkan ia sangat menyesalkan sikap Ephorus HKBP yang terkesan ‘lepas tangan’ atas kondisi yang terjadi di HKBP Pabrik Tenun. “Ephorus itu buta. Tidak melihat jemaat. Ada apa dengan Ephorus? Kenapa membiarkan HKBP Pabrik Tenun seperti ini?” tanyanya.

Sembari meneruskan pemutaran video penangkapan itu, Benny terus menjelaskan seputar tragedi itu. “Padahal saat itu sedang latihan koor bukan merusuh. Tapi ditangkap tanpa alasan,” ucapnya.

Namun ia yakin bahwa saat itu polisi tidak salah. “Tapi yang melaporkan itu telah membuat laporan tidak benar. Tidak ada perbuatan apa pun. Tapi kenapa keadaan dibuat seolah mencekam? Siapa yang melakukan ini? Kenapa segitu banyak pasukan polisi yang datang? Sehingga terjadi penolakan. Kemudian truk dimasukkan untuk mengangkut orang yang tidak tau apa-apa?” masih lanjutnya.

Menurutnya, jadi pertanyaan hingga saat ini, kenapa ada segitu banyak polisi dan kendaraan hanya karena ada latihan paduan suara? Oleh karena itu ia minta agar polisi mengsusut tuntas apa yang terjadi dan siapa di balik tragedi tersebut.

Reformasi HKBP

Sebelumnya orator lain, Raya Timbul Manurung menegaskan sudah saatnya ada reformasi di tubuh HkBP. “Pendeta-pendeta yang mempermainkan jemaat jangan pilih. Sekjen, kadep yang tidak berani bicara kebenaran jangan pilih,” katanya.

“Reformasi HKBP kita mulai dari Pabrik Tenun. Kita tidak bicara Pdt Rumondang. Tapi bicara pimpinan,” katanya.

Selanjutnya ada Benhur Marpaung yang mengatakan, bahwa ini memang benar-benar sebuah tragedi. “Kenapa tragedi? Karena sampai saat ini tidak pernah tau apa alasan ‘angkut paksa’ oleh Polda Sumut. Mohon Kapolri, Kabareskrim, Kadiv Propam, kami minta usut tuntas kejadian ‘angkut paksa’,” katanya.

Ia juga yakin bahwa tidak mungkin polisi membabibuta menangkap tanpa alasan. “Oleh karena itu perlu penjelasan kenapa sampai ada ‘angkut paksa’,” tegasnya.

Benhur juga minta Ephorus HKBP agar memperhatikan kondisi Pabrik Tenun. “Jangan biarkan gereja ini hancur lebur. Turunkan tim. Minta dengan hormat kepada pucuk pimpinan HKBP Ephorus. Jangan biarkan HKBP Pabrik Tenun hancur. Jangan karena satu orang hancur,” katanya seraya mengajak jemaat mendoakan Ephorus supaya tetap sehat, dapat ‘Roh Kebijakan’, agar lebih mampu memimpin HKBP ke depannya.

Selanjutnya ada orator St Halomoan Siahaan yang mengaku merasa prihatin karena kepolisian sudah lelah dengan konflik Pabrik Tenun itu. “Oleh karena itu mari kita ingat, bahwa ada kasus hukum yang perlu polisi selesaikan. Sudah gelar perkara. Tapi ada apa kok tidak selesai? Jadi supaya jangan capek, maka sampaikanlah supaya kasus hukum itu diselesaikan,” tutupnya.

Usai seluruh rangkaian ibadah, orasi, dan penyalaan lilin selesai, jemaat kembali ‘long march’ ke titik awal acara di Jalan Kuali Ayahanda Medan, untuk melanjutkan acara.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment